rev, CNBC Indonesia
Market
Rabu, 18/10/2023 12:25 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto melemah secara bersamaan dalam 24 jam terakhir sebagai dampak lanjutan dari lonjakan harga kripto setelah postingan di situs X yang sempat menggemparkan publik.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (18/10/2023) pukul 09.12 WIB, pasar kripto serentak turun. Bitcoin naik tipis 0,07% ke US$28.385,64 dan secara mingguan menguat 3,53%.
Ethereum terdepresiasi 1,66% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir melemah 0,29%.
Cardano terkoreksi 2,01% secara harian dan secara mingguan berada di zona negatif 1,34%.
Begitu pula dengan Dogecoin yang turun 1,85% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan melemah tipis 0,71%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turu 0,65% ke angka 1.149,38. Open interest terapresiasi 1,12% di angka US$24,85 miliar.
Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 50 yang mana merupakan kategori netral atau sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan hari kemarin (17/10/2023) yang berada di angka 52 dengan kategori netral juga.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 47 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Penurunan kripto hari ini terjadi sebagai dampak lanjutan dari lonjakan harga pada Senin (16/10/2023) pasca laporan palsu tentang Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) yang menyetujui spot bitcoin pertama ETF yang mendorong pasar pada Senin pagi waktu AS.
Kabar tersebut mulai beredar di media sosial dan menyebar dengan cepat. Khususnya, beberapa media populer juga bereaksi terhadapnya. Sebuah situs berita terkemuka memposting pembaruan untuk pertama kalinya. Namun beberapa saat kemudian, mereka mem-posting ulang berita tersebut sambil menambahkan kata “kabarnya” ke dalamnya.
Setelah beberapa waktu, mereka juga menghapus postingan itu. Komunitas kripto tidak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa itu mungkin palsu. Tak lama kemudian, pengguna X (sebelumnya Twitter) mulai menanyakan sumber kabar tersebut.
Emily Graffeo, seorang jurnalis terkemuka, mengatakan bahwa penerapan ETF BlackRock masih dalam peninjauan. Namun kisah singkat itu telah berhasil melakukan tugasnya. Hal ini memaksa pedagang untuk kekurangan Bitcoin dan harganya dengan cepat naik.
Merujuk dari thecoinrepublic.com, Komisi Sekuritas dan Bursa telah menolak beberapa permohonan dalam beberapa tahun terakhir. Pengajuan dari Ark Invest dan Grayscale termasuk di antaranya.
Menurut lembaga tersebut, kurangnya peraturan menjadi alasan utama dibalik hal tersebut. Regulator mengatakan ada potensi besar manipulasi di ceruk ETF saat ini.
Hingga saat ini, banyak penggemar kripto yang masih antusias dengan kejadian tersebut. Mereka sangat yakin pengisian BlackRock akan segera mendapat lampu hijau dari regulator. Hal ini benar-benar akan menandai awal baru dalam sejarah cryptocurrency dan pengaruh BlackRock terhadap regulator membuat para analis yakin dengan pengajuan mereka sehingga banyak dari mereka yang meyakini persetujuan tersebut bisa terjadi dalam beberapa kuartal mendatang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev/rev)